Rumahku Tetap di Dunia
Dia mendesah kecil di sampingku, memasukkan kedua tangannya ke saku celana jeans. "Mau tahu sesuatu?" tanyanya.
Hal itu membuatku penasaran, "Apa?" sahutku.
Dia menoleh dan tersenyum, "Ternyata kamu pantas dapat dunia,"
"Terus kalau aku dapat dunia, kamu mau tinggal dimana? Kan, dunianya jadi punya aku."
"Aku dapat rumah kecil. Tidak apa-apa hanya rumah kecil, asalkan aku tetap tinggal di dunia milikmu."
Seseorang yang mengatakan itu, sungguh aku akan merindukannya setengah mati. Dia yang hadir dan tak pernah mengecewakan, mengeksplorasi hidup bersama menjadi sahabat selama delapan tahun, berbagi cinta dan cerita. Ahh... andai aku dapat memutar waktu.
Terimakasih Hujan, Senja pasti akan merindukanmu.
—Mutiara
Hal itu membuatku penasaran, "Apa?" sahutku.
Dia menoleh dan tersenyum, "Ternyata kamu pantas dapat dunia,"
"Terus kalau aku dapat dunia, kamu mau tinggal dimana? Kan, dunianya jadi punya aku."
"Aku dapat rumah kecil. Tidak apa-apa hanya rumah kecil, asalkan aku tetap tinggal di dunia milikmu."
Seseorang yang mengatakan itu, sungguh aku akan merindukannya setengah mati. Dia yang hadir dan tak pernah mengecewakan, mengeksplorasi hidup bersama menjadi sahabat selama delapan tahun, berbagi cinta dan cerita. Ahh... andai aku dapat memutar waktu.
Terimakasih Hujan, Senja pasti akan merindukanmu.
—Mutiara
Baper aku
ReplyDeleteHiyahiyahiya
ReplyDelete