Posts

Showing posts from March, 2019

Rumahku Tetap di Dunia

Dia mendesah kecil di sampingku, memasukkan kedua tangannya ke saku celana jeans. "Mau tahu sesuatu?" tanyanya. Hal itu membuatku penasaran, "Apa?" sahutku. Dia menoleh dan tersenyum, "Ternyata kamu pantas dapat dunia," "Terus kalau aku dapat dunia, kamu mau tinggal dimana? Kan, dunianya jadi punya aku." "Aku dapat rumah kecil. Tidak apa-apa hanya rumah kecil, asalkan aku tetap tinggal di dunia milikmu." Seseorang yang mengatakan itu, sungguh aku akan merindukannya setengah mati. Dia yang hadir dan tak pernah mengecewakan, mengeksplorasi hidup bersama menjadi sahabat selama delapan tahun, berbagi cinta dan cerita. Ahh... andai aku dapat memutar waktu. Terimakasih Hujan, Senja pasti akan merindukanmu. —Mutiara

Perlu Berjuang

Halo, apa kabar? Dimanapun kamu sedang membaca ini, aku berharap semoga kamu dalam keadaan baik-baik saja dan tidak pernah lupa untuk bersyukur. Apapun yang terjadi, jangan pernah berhenti dalam berjuang ya, tidak masalah jika suatu saat kamu gagal, sebab gagal adalah salah satu bagian dari proses berjuang. Jangan pernah menyerah ya! Tutup telingamu dan segera menjauh dari orang-orang yang hanya bisa berkomentar sesuka hati, semakin kamu mendekatkan diri dengan mereka, maka semakin kamu tertekan karena mendengar ucapan yang keluar dari mulut manis yang mereka miliki itu. Aku tahu ada saat dimana kamu merasa dunia ini tidak pernah berpihak padamu, ingin rasanya kamu mengakhiri dunia, dan kamu merasa semua yang kamu kerjakan sia-sia. Jika kamu sudah melewati masa terpuruk itu, aku ucapkan selamat karena kamu berhasil mengubah pola pikiran kamu dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu pasti bisa melewati semua ini. Untukmu yang sedang terpuruk atau tidak punya lagi mot

Lawanku adalah Waktu

"Kira - kira nanti siapa yang pergi lebih dulu ya?" tanyanya dengan tiba tiba saat senja mulai menampakkan dirinya. "Kenapa harus ada yang pergi?" "Entah, sesuatu yang indah itu cuma sementara kan? nanti juga akan disusul oleh kesedihan. Kita ini sedang dikejar." "Dikejar? Sama siapa?" Aku kebingungan. "Dikejar sama waktu yang membawa kita dalam perpisahan," Ia menoleh dan menatapku dengan dalam, "Masih kuat berlari denganku selamanya?" "Berlari?" Aku membalas tatapannya. "Tak akan kubiarkan waktu menangkap kita, Mutiara. Akan kupastikan yang indah bisa selamanya. Kita akan selalu dua langkah lebih maju dari waktu," "Sampai kapan kita berlari dan tak menghiraukan bahwa kita hanya menunda sebuah perpisahan? Selamanya itu bukan waktu yang sebentar," "Memang. Siapa juga yang ingin denganmu hanya sebentar? Kalau ada waktu yang lebih lama dari selamanya, aku mau yang itu,"

Jatuh Cintalah pada Penulis

Jatuh cintalah pada seorang penulis. Kau akan di abadikan olehnya dalam bait-bait puisi dan paragraf-paragraf cerita. Namun kau harus bisa menerima konsekuensinya—masa lalunya abadi juga. Jatuh cintalah pada seorang penulis. Namamu akan dia ubah-ubah untuk memakan tempat dalam setiap cerita. Kau akan bisa melihat dirimu dalam setiap dunia dan tulisan yang diciptakannya. Jatuh cintalah pada seorang penulis. Semua orang akan tahu seberapa dicintainya dirimu. Bukan hanya kecantikanmu, tapi juga semua sisi burukmu, dan setiap kesalahanmu. Jatuh cintalah pada seorang penulis. Sakit hatinya akan dia jadikan sebuah mahakarya. Dan kau mungkin akan menjadi sebagian dari kejayaannya. Dia akan menulis tentangmu hingga tak lagi bisa. Jatuh cintalah pada seorang penulis. Kau akan mulai mempertanyakan apa yang dilihatnya setiap bersamamu—manusia yang dicintainya, atau hanya sekadar bahan untuk menciptakan segumpal aksara. Tapi, kalau kau tidak mau terjadi sesuatu, jangan sekali-kali jatuh