Starbucks Cik Ditiro
Kafe yang masih tergolong kafe baru di daerah Menteng, lokasinya yang ter distract dengan kafe dan restoran hits lain mungkin menjadi penyebab mengapa Starbucks ini hanya ramai pada waktu-waktu tertentu saja. Sampai sekarang, aku nggak habis pikir kenapa selalu dipertemukan dengan tempat-tempat seperti ini—tempat sepi yang aku temukan sendiri, tempat sepi yang hanya aku yang tahu. Waktu itu, hatiku dihujam ribuan bom saat seorang tak ku kenal menghinaku. Aku tidak marah, bahkan tidak menangis. Aku hanya diam seolah tak punya telinga untuk mendengar perkataannya. Aku baru akan lanjut menangis di rumah. Tapi entah ada angin apa yang membuatku sangat geram dengan kata-katanya dan membuatku memutuskan untuk pulang duluan tanpa pamit. Terkesan tidak sopan, tapi ya sudahlah. Aku membanting pintu mobil dengan keras sampai supirku bertanya-tanya, "Kenapa Mbak?" "Enggak apa-apa, Pak. Saya mau pulang." jawabku acuh tak acuh. Di perjalanan pulang pun hari sial it...