Obsessive Compulsive Disorder

Ketakutan manusia tidak hanya pada ketinggian, tenggelam, kegelapan, laba-laba, atau kecoa terbang.

Aku lebih takut untuk berpisah. Pernah sekali, dua kali, tidak—beberapa kali, aku membangun tembok tak kasat mata agar pondasi untukku kembali kuat tetap terbangun. Begitu nyamannya aku akan kesendirian, namun tak selamanya kesendirian dapat membelenggu diriku untuk hidup.

Aku lebih takut untuk menjadi diriku sendiri. Menunjukkan segala kekurangan dan kelemahan. Aku takut ketika suatu saat kelemahanku terlihat, mereka tak lagi menganggapku Mutiara yang istimewa.

Aku tahu. Ada beberapa orang yang tidak benar-benar peduli, mereka hanya penasaran, mereka hanya ingin tahu untuk bisa menusuk, mereka hanya ingin tahu untuk bisa mendekati seseorang lain.

Dibohongi, disakiti, dikhianati itu adalah serangkaian resiko hidup yang tak bisa dihindari. Aku mengerti, aku betul-betul mengerti.

Aku memang terlalu percaya kepada semua orang namun menurutku tidak ada yang salah dari terlalu percaya, sebab itu berarti aku tidak mencintai dengan setengah-setengah. Hanya saja aku lelah harus lagi dan lagi melihat mereka yang aku kira akan tinggal malah pergi untuk selamanya.

Aku bukan seorang yang sombong.
Aku hanya pendiam. Takut akan dunia luar. Terlalu malas untuk menyapa yang tak berguna. Terlalu lelah untuk mendengar apa yang seharusnya tak ku dengar.

Aku paham betapa berantakannya diriku. Sebentar berada pada kondisi paling baik, sebentar berada pada kondisi paling pelik. Sebentar tertawa, sebentar menangis. Seumpama sedang naik kincir ria, sedetik di ketinggian mampu melihat segala yang indah tiada dua, lalu limbung ketika gondola berada di sudut empat puluh lima derajat sebelum pada tanah kembali mendarat.

Aku mengerti betapa tidak stabilnya diriku. Aku takut ketika mereka terlampau dekat dan aku sekarat, lalu mereka melihat bahwa aku "tak sempurna" dan berakhir untuk meninggalkanku yang patah. Aku takut.

Suatu hari nanti, aku berharap aku akan cukup berani untuk membuka diri.

Suatu hari nanti, aku berharap ada seseorang yang melihat sisi terbaikku dan sisi terburukku, kemudian tetap tinggal dan tak akan pernah tanggal.

Suatu hari nanti, aku ingin ketakutanku hanya sebatas pada ketinggian, atau tenggelam, atau kegelapan, atau laba-laba, atau kecoa terbang.


—Mutiara

Comments

  1. That "kecoa terbang" cracked me up sorry awoakwok. Good to see you write this kind of Self improvement post(?) again, Mutiara. Lastly, my favorite quote ever, do what's make you happy and do what you wanna do💕

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jatuh Cintalah pada Penulis

Teruntuk Jiwa yang Rapuh

Taruhan Paling Serius